" Bukan kecerdasan saja yang membawa sukses, tapi juga hasrat untuk sukses, komitmen untuk bekerja keras, dan keberanian untuk percaya akan diriku sendiri. "


Minggu, Mei 30, 2010

Alga ( Protista Mirip Tumbuhan )


Alga biasanya berupa fitoplankton yang hidup melayang di dalam air. Akan tetapi ada pula alga yang hidup di dasar perairan. Ilmu yang mempelajari alga disebut fikologi.

1. Klasifikasi Alga

Alga yang hidup melayang – layang di permukaan air disebut neuston, sedangkan yang hidup di dasar perairan disebut bersifat bintik. Alga yang bersifat bintik digolongkan menjadi :

a. Epilitik (hidup di atas batu)

b. Epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)

c. Epipitik (melekat pada tanaman)

d. Epizoik (melekat pada hewan)

Berdasarkan habitatnya di perairan, alga dibedakan atas :

a. Alga subaerial, yaitu alga yang hidup di daerah permukaan

b. Alga intertidal, yaitu alga yang secara periodik muncul di permukaan karena naik turunnya air akibat pasang surut

c. Alga sublitoral, yaitu alga yang hidup di bawah permukaan air

d. Alga edafik, yaitu alga yang hidup di dalam tanah

Beberapa jenis alga dapat bersimbiosis dengan organisme lainnya. Misalnya, Chlorella sp. Hidup bersama Paramecium, Hydra, atau Mollusca; alga Platymonas sp. Hidup bersama cacing pipih Convoluta roscoffensis.

Alga da yang bersel tunggal (uniseluler), membentuk koloni berupa filamen (kumpulan sel berbentuk benang) atau koloni yang tidak membentuk filamen. Alga uniseluler ada yang dapat bergerak atas kekuatan sendiri (motil) dan ada yang tidak dapat bergerak (nonmotil). Alga uniseluler yang yang mikroskopis tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Sebaliknya, dada alga yang membentuk koloni berupa filamen yang berukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Sel yang terletak paling bawah pada filamen membentuk alat khusus untuk menempel pada batu, batang pohon, pasir, atau lumpur. Alat tersebut dinamakan pelekap. Koloni alga yang tidak membentuk filamen umumnya berbentuk bola atau pipih tanpa pelengkap.

2. Reproduksi Alga

Alga bereproduksi melalui dua cara yaitu seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual terjadi melalui pembelahan sel, fragmentasi, dan pembentukan zoospora. Reproduksi secara seksual terjadi melalui isogami dan oogami.

a. Reproduksi Aseksual

Reproduksi aseksual terjadi melalui pembelahan sel menghasilkan dua sel anak yang masing – masing akan menjadi individu baru. Reproduksi dengan cara pembelahan sel umumnya terjadi pada alga bersel tunggal. Alga berbentuk koloni tanpa filamen atau yang berbentuk filamen umumnya bereproduksi melalui fragmentasi. Fragmentasi adalah terpecah – pecahnya koloni menjadi beberapa bagian.

Selain melalui pembelahan sel dan fragmentasi, alga juga dapat bereproduksi melalui pembentukan zoospora. Zoospora merupakan sel tunggal yang diselubungi oleh selaput dan dan dapat bergerak atau berenang bebas dengan menggunakan satu atau lebih flaagela. Setiap zoospora merupakan calon individu baru.

b. Reproduksi Seksual

Reproduksi seksual melibatkan peleburan dua gamet untuk membentuk zigot dan tumbuh menjadi individu baru. Terdapat dua tipe reproduksi seksual, yaitu isogami dan oogami.

Pada tipe isogami, gamet jantan dan gamet betina berukuran sama besar dan umumnya dapat bergerak. Jika zigot hasil peleburan gamet betina dengan jantan mengalami dormansi, maka disebut zigospora.

Pada tipe oogami, ukuran gamet jantan berbeda dengan ukuran gamet betina. Gamet betina atau telur berukuran besar dan tidak bergerak, sedangkan gamet jantan berukuran kecil dan dapat bergerak. Jika zigot yang terbentuk tidak berkecambah tetapi mengalami dormansi,maka disebut oospora.

3. Kelompok – Kelompok Alga

Alga memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu, alga juga memiliki pigmen lain yang dominan. Berdasarkan dominansi pigmennya, alga dapat dibedakan menjadi alga cokelat, alga merah, alga keemasan, diatom, dan alga hijau.

a. Alga Cokelat (Phaeophyta)

Warna alga cokelat ditimbulkan oleh adanya pigmen cokelat (fukosantin) yang secara dominan menyelebungi warna hijau dari klorofil pada jaringan. Selain fukosantin, alga cokelat juga mengandung pigmen lain seperti klorofil a, klorofil c, violasantin, b-karoten, dan diadinosantin.

Alga cokelat merupakan alga yang memiliki talus terbesar dibandingkan jenis alga lainnya. Pada kondisi yang sesuai, Macrorystis sp. Atau alga cokelat raksasa dapat mencapai panjang 100 meter dan kecepatan tumbuh mencapai 15 cm per hari. Alga cokelat yang sering ditemukan di tepi pantai sedang mengalami fase diploid dari siklus hidupnya.

1) Ciri – ciri alga cokelat

- Ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai makroskopis. Berbentuk tegak, bercabang, atau filamen tidak bercabang.

- Memiliki kloroplas tunggal. Ada kloroplas yang berbentuk lempengan diskoid (cakram) dan ada pula yang berbentuk benang.

- Memiliki pirenoid yang terdapat di dalam kloroplas. Pirenoid merupakan tempat menyimpan cadangan makanan. Cadangan makanan yang terdapat pada alga ini berupa laminarin.

- Bagian dalam dinding sel tersusun dari lapisan selulosa, sedangkan bagian luar tersusun dari gumi. Pada dinding sel dan ruang antarsel terdapat asam alginat (algin)

- Mempunyai jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan jaringan transportasi pada tumbuhan darat

2) Habitat

Alga cokelat umumnya hidup di air laut, terutama laut yang bersuhu agak dingin dan sedang. Hanya ada beberapa jenis alga cokelat yang hidup di air tawar.

Di daerah subtropis, alga cokelat hidup di daerah intertidal, yaitu daerah litoral sampai sublitoral. Di daerah tropis, alga cokelat biasanya hidup di kedalaman 220 meter pada air yang jernih.

3) Cara hidup

Alga cokelat bersifat autotrof. Fotosintesis terjadi di helaian yang menyerupai daun. Gula yang dihasilkan ditransportasikan ke tangkai yang menyerupai batang.

4) Peranan alga cokelat dalam kehidupan

Alga cokelat bermanfaat bagi industri makanan dan farmasi. Algin (asam alginat) yang merupakan bagian koloid dari alga cokelat digunakan dalam pembuatan es krim, pil, tablet, sales, obat pembersih gigi, losion, dan krem sehabis bercukur. Selain itu, alga cokelat digunakan untuk makanan ternak dan sebagai pupuk karena kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi sedangkan fosfornya rendah.

5) Reproduksi

Reproduksi pada alga cokelat terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan pembentukan zoospora berflagela dan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual terjadi secara oogami atau isogami. Reproduksi seksual alga cokelat hampir serupa dengan pembiakan generatif tumbuhan tingkat tinggi. Contohnya adalah reproduksi pada Fucus vesiculosus,. Selain berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi, Fucus vesiculosus juga berkembang biak dengan cara seksual dengan oogami.

Proses oogami adalah sebagai berikut. Ujung lembaran talus yang fertil membentuk reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat pembiak. Di dalam reseptakel terdapat konseptakel yang mengandung anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid) dan oogonium yang menghasilkan sel telur dan benang – benang mandul (parafisis)

Anteridium berupa sel – sel berbentuk jorong yang terletak rapat satu sama lain pada filamen pendek bercabang – cabang yang muncul dari dasar dan tepi konseptakel. Tiap anteridium menghasilkan 64 spermatozoid.

Oogonium berupa badan yang duduk di atas tangkai. Oogonium jumlahnya sangat banyak dan tiap ooganium mengandung 8 sel telur. Akan tetapi, hanya 40 % dari sel telur yang dapat dibuahi dan hanya 1 atau 2 dari setiap 100.000 spermatozoid dapat membuahi sel telur. Zigot lalu membentuk dinding selulosa dan pektin, kemudian melekat pada suatu substrat dan tumbuh menjadi individu baru yang diploid.

Contoh alga cokelat, antara lain :

a) Fucus serratus

b) Macrocystis pyrifera

c) Sargassum vulgare

d) Turbanaria decurrens

Sargassum merupakan genus dengan anggota lebih dari 150 spesies. Alga ini banyak terdapat di perairan tropis dan subtropis, misalnya lautan Atlantik sebelah barat, yaitu laut Sargasso.

Sargassum muticum adalah salah satu contoh gulma laut yang berasal dari Jepang. Saat ini, alga tersebut sudah tersebar di pantai barat Amerika Utara dan Inggris.

Ciri – ciri Sargassum :

a) Bentuk talus seperti pohon

b) Batang utama pipih, mempunyai bagian seperti daun di sisi samping

c) Kantong udara berbentuk bulat

d) Reseptakel mempunyai modifikasi cabang yang berbentuk bulat

e) Konseptakel terdapat di ujung cabang – cabang

f) Hidup di daerah litoral dan sublitoral

g) Hidup melayang di air atau melekat pada substrat

Sargassum yang hidup melayang tidak dapat berreproduksi secara seksual tetapi dapat melakukan fragmentasi.

b. Alga Merah (Rhodophyta)

Alga merah berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga yang lembayung atau kemerah – merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau lembaran dan mengandung klorofil a, klorofil b, serta karortenoid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoeritrin sebagai pigmen utama yang mengadakan fluoresensi. Jenis Rhodophyta tertentu memiliki fikosianin yang memberi warna biru.

1. Ciri – ciri alga merah

a). Talus berupa helain atau berbentuk seperti pohon. Banyak alga merah yang tubuhnya dilapisi kalsium karbonat

b). Tidak memilik flagela

c). Dinding sel terdiri dari komponen yang berlapis-lapis. Dinding sel sebelah dalam tersusun tersusun dari mikrofibril, sedangkan sel sisi luar tersusun dari lendir. Komponen kimia mikrofibril terutama adalah xilan, sedangkan komponen kimia dinding mikrofibril luarnya adalah manan. Dinding sel alga merah mengandung polisakarida tebal dan lengket yang bernilai komersial.

d). Memiliki pigmen fotosintetik fikobilin dan memiliki pirenoid yang terletak di dalam kloroplas. Pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil asimilasi. Hasil asimilasinya adalah sejenis karbohidrat yang disimpan dalam bentuk tepung fluorid, fluoridosid (senyawa gliserin dan galaktosa), dan tetes minyak. Tepung fluorid jika ditambah iodium menunjukkan warna kemerah – merahan.

2. Cara hidup

Alga merah umumnya bersifat autotrof. Akan tetapi ada pula yang heterotrof, yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya bersifat parasit pada alga lain.

3. Habitat

Alga merah umumnya hidup di laut yang dalam, lebih dalam daripada tempat hidup alga cokelat. Sepertiga dari 2500 spesies yang telah diketahui, hidup diperairan tawar dan ada juga yang hidup di tanah. Biasanya organisme ini merupakan penuysun terumbu karang laut dalam.

Alga merah berperan penting dalam pembentukan endapan berkapur, baik di lautan maupun di perairan tawar.

4. Reproduksi

Alga merah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual terjadi melalui pembentukan dua anteridium pada ujung – ujung cabang talus. Anteridium menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatium. Gametangium betina disebut Karpogonium yang terdapat pada ujung cabang lain.

Karpogonium terdiri dari satu sel panjang. Bagian karpogonium bawah membesar seperti botol, sedangkan bagian atasnya membentuk gada atau benang dan dinamakan trikogen. Inti sel telur terdapat di bagian bawah yang membesar seperti botol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar